oleh Jason Wasserman MD PhD FRCPC dan Zuzanna Gorski MD
Juli 17, 2024
Latar Belakang:
Displasia skuamosa keratinisasi adalah suatu kondisi yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan abnormal sel skuamosa yang melapisi rongga mulut. Pada kondisi ini, sel skuamosa menunjukkan perubahan yang tidak normal, termasuk peningkatan produksi keratin, sehingga dapat menyebabkan terbentuknya bercak menebal, berwarna putih, atau merah di rongga mulut. Kondisi ini tergolong lesi prakanker karena berpotensi berkembang menjadi karsinoma sel skuamosa, sejenis kanker rongga mulut jika tidak diobati.
Bagian rongga mulut manakah yang biasanya terkena displasia skuamosa keratinisasi?
Displasia skuamosa keratinisasi dapat terjadi di berbagai bagian rongga mulut, antara lain:
- Lidah: Khususnya batas lateral dan permukaan ventral.
- Lantai mulut: Area di bawah lidah.
- Mukosa bukal: Lapisan dalam pipi.
- Gingiva: Gusi.
- Langit-langit keras: Atap mulut.
- bibir: Permukaan bagian dalam.
Apa saja gejala displasia skuamosa keratinisasi?
Gejala displasia skuamosa keratinisasi tidak kentara dan mungkin termasuk:
- Bercak putih atau merah (leukoplakia atau eritroplakia): Ini adalah area jaringan abnormal yang terlihat pada permukaan mukosa.
- Sakit: Area yang terkena mungkin terasa nyeri atau sensitif.
- Area yang menebal atau kasar: Permukaan mungkin terasa kasar atau menebal karena peningkatan produksi keratin.
- Kesulitan mengunyah atau menelan: Jika displasia luas, hal ini dapat mengganggu fungsi normal mulut seperti mengunyah dan menelan.
- Mati rasa: Mungkin ada sensasi mati rasa di daerah yang terkena.
Apa yang menyebabkan displasia skuamosa keratinisasi?
Beberapa faktor dapat berkontribusi terhadap perkembangan displasia skuamosa keratinisasi, termasuk:
- Penggunaan tembakau: Merokok dan tembakau tanpa asap merupakan faktor risiko utama.
- Konsumsi alkohol: Penggunaan alkohol dalam jumlah besar dapat memperburuk efek tembakau dan secara mandiri meningkatkan risiko.
- Kondisi peradangan kronis: Kondisi seperti lichen planus dapat menyebabkan peradangan kronis dan meningkatkan risiko displasia.
- Penekanan kekebalan/defisiensi imun: Kondisi atau pengobatan yang menekan sistem kekebalan dapat meningkatkan risiko perubahan displastik karena berkurangnya pengawasan kekebalan. Pasien yang telah menjalani transplantasi organ dan menerima obat penekan kekebalan mempunyai risiko yang sangat tinggi.
- Mengunyah buah pinang: Mengunyah buah pinang (pinang) merupakan faktor risiko yang signifikan, terutama di wilayah dimana praktik ini umum dilakukan. Buah pinang mengandung senyawa karsinogenik yang dapat menyebabkan perubahan mukosa mulut dan displasia.
Bagaimana penilaian displasia skuamosa keratinisasi?
Displasia skuamosa keratinisasi dinilai berdasarkan tingkat perubahan sel abnormal yang diamati di bawah mikroskop. Penilaian ini membantu menentukan risiko perkembangan kanker dan memandu keputusan pengobatan. Sistem penilaiannya meliputi:
- Displasia ringan: Perubahan abnormal terbatas pada sepertiga bagian bawah epitel. Risiko perkembangan kanker relatif rendah, dan pemantauan ketat serta tindak lanjut rutin biasanya disarankan. Pelajari lebih lanjut tentang laporan patologi Anda displasia skuamosa keratinisasi ringan.
- Displasia sedang: Perubahan abnormal meluas ke sepertiga tengah epitel. Dibandingkan dengan displasia ringan, penyakit ini lebih mungkin berkembang, dan pengobatan mungkin melibatkan pengangkatan area displastik atau pemantauan yang lebih intensif. Pelajari lebih lanjut tentang laporan patologi Anda displasia skuamosa keratinisasi sedang.
- Displasia parah: Perubahan abnormal melibatkan lebih dari dua pertiga epitel tetapi tidak meluas hingga seluruh ketebalannya. Tahap ini membawa risiko yang signifikan terhadap perkembangan menjadi karsinoma sel skuamosa, dan eksisi bedah pada area yang terkena sering kali disarankan untuk mencegah perkembangan kanker. Pelajari lebih lanjut tentang laporan patologi Anda displasia skuamosa keratinisasi parah.
Deteksi dini dan penatalaksanaan displasia skuamosa keratinisasi yang tepat penting dalam mencegah perkembangan menjadi kanker invasif. Pemeriksaan gigi secara teratur dan evaluasi segera terhadap lesi mulut yang persisten sangat penting untuk menjaga kesehatan mulut dan mengurangi risiko kanker.
Apakah displasia skuamosa keratinisasi berhubungan dengan peningkatan risiko terkena kanker rongga mulut?
Ya, displasia skuamosa keratinisasi dikaitkan dengan peningkatan risiko perkembangan karsinoma sel skuamosa, sejenis kanker rongga mulut. Tingkat displasia berkorelasi dengan risiko perkembangan menjadi kanker invasif. Oleh karena itu, deteksi dini dan penatalaksanaan lesi displastik yang tepat sangat penting dalam mencegah perkembangan kanker mulut.
Tentang artikel ini
Dokter menulis artikel ini untuk membantu Anda membaca dan memahami laporan patologi Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan, silakan atau hubungi kami .
Pelajari lebih lanjut patologi