Sel diskeratotik adalah sel skuamosa yang telah mengalami keratinisasi prematur atau abnormal, suatu proses dimana sel memproduksi dan mengakumulasi protein yang disebut keratin. Berdasarkan pemeriksaan mikroskopis, sel-sel ini lebih kecil dan berwarna merah muda dibandingkan sel skuamosa normal. Sel diskeratosis dapat dilihat pada berbagai kondisi prakanker, kanker, infeksi, dan inflamasi.

Kondisi apa yang berhubungan dengan sel diskeratotik?
Kondisi yang umumnya terkait dengan sel diskeratosis meliputi:
- Keratosis aktinik (AK): Keratosis aktinik adalah kondisi kulit prakanker yang disebabkan oleh paparan sinar matahari jangka panjang. Sel diskeratosis mungkin terdapat pada kulit yang terkena, dan jika tidak diobati, keratosis aktinik dapat berkembang menjadi karsinoma sel skuamosa.
- Penyakit Bowen: Penyakit Bowen or Karsinoma sel skuamosa in situ adalah bentuk awal kanker kulit yang ditandai dengan sel diskeratosis. Ini dianggap sebagai pendahulu invasif karsinoma sel skuamosa.
- Displasia skuamosa: Displasia skuamosa adalah perubahan prakanker yang dapat terjadi pada mulut, tenggorokan, kerongkongan, dan permukaan mukosa lainnya. Ini dianggap sebagai pendahulu invasif karsinoma sel skuamosa.
- Karsinoma sel skuamosa (SCC): Sel diskeratosis sering ditemukan di karsinoma sel skuamosa, sejenis kanker yang muncul dari sel skuamosa. SCC dapat terjadi pada kulit, bibir, mulut, kerongkongan, atau permukaan mukosa lainnya.
- Infeksi virus: Infeksi virus tertentu, seperti human papillomavirus (HPV), dapat menyebabkan diskeratosis. Sel diskeratosis mungkin terdapat pada lesi yang disebabkan oleh HPV, dan infeksi persisten dengan jenis HPV risiko tinggi merupakan faktor risiko berkembangnya kanker tenggorokan, leher rahim, dan dubur.
- Kondisi kulit inflamasi: Sel-sel diskeratotik dapat diamati pada berbagai kondisi kulit inflamasi, termasuk liken planus, pityriasis likenoides, keratosis likenoid, reaksi obat likenoid, penyakit graft versus host, eritema multiforme, erupsi obat, dan gangguan jaringan ikat seperti lupus eritematosus.
- Pemfigoid selaput lendir: Pemfigoid selaput lendir adalah kelainan autoimun yang melepuh yang dapat mempengaruhi selaput lendir, menyebabkan erosi dan jaringan parut. Sel diskeratosis dapat terlihat pada jaringan yang terkena.
Penting untuk dicatat bahwa keberadaan sel diskeratosis dalam sampel jaringan tidak memberikan diagnosis pasti. Pemeriksaan lebih lanjut, korelasi klinis, dan pengujian tambahan mungkin diperlukan untuk menentukan penyebab yang mendasari dan memandu pengobatan yang tepat.