
Displasia is an abnormal growth of cells within a tissue or organ. In most body parts, it is considered a precursor to cancer. Ahli patologi gunakan istilah ini saat sel tampak tidak biasa atau tidak teratur di bawah mikroskop. Tidak seperti sel kanker, sel dalam displasia masih terbatas pada lokasi aslinya. Displasia dikaitkan dengan peningkatan risiko berkembangnya kanker seiring berjalannya waktu.
Ahli patologi typically use the term dysplasia to describe a precancerous change; however, there are instances when dysplasia is not associated with an increased risk of cancer. For example, fibrous dysplasia is a condition in which abnormal fibrous tissue develops within bones, causing structural changes, but it is not considered precancerous. Similarly, other conditions affecting bones and cartilage, such as skeletal dysplasias, involve abnormal development but do not carry an increased risk of progressing to cancer.
Tidak, displasia tidak berarti kanker. Displasia merupakan sel abnormal yang berpotensi berkembang menjadi kanker seiring waktu, tetapi belum memiliki semua fitur yang diperlukan untuk berkembang menjadi kanker. menyerbu jaringan atau menyebar ke bagian tubuh lainnya. Oleh karena itu, displasia dipandang sebagai tanda peringatan yang memerlukan pemantauan atau pengobatan yang cermat untuk mencegah perkembangan menjadi kanker.
Kemungkinan displasia menjadi kanker sangat bervariasi berdasarkan lokasinya, kelas, dan penyebab yang mendasarinya. Secara umum, displasia tingkat tinggi (parah) memiliki risiko lebih besar untuk berkembang menjadi kanker dibandingkan dengan displasia tingkat rendah (ringan)Misalnya, displasia serviks tingkat tinggi (juga dikenal sebagai lesi intraepitel skuamosa tingkat tinggi atau HSIL) lebih mungkin menjadi kanker serviks dibandingkan displasia serviks tingkat rendah (juga dikenal sebagai lesi intraepitel skuamosa tingkat rendah atau LSIL). Namun, tidak semua displasia akan berkembang, dan beberapa kasus mungkin tetap stabil atau sembuh sepenuhnya.
Ya, dalam beberapa kasus, displasia dapat sembuh dengan sendirinya, terutama jika penyebabnya dihilangkan atau dikendalikan. Misalnya, displasia tingkat rendah yang terkait dengan human papillomavirus (HPV) Infeksi dapat sembuh ketika sistem kekebalan tubuh secara efektif melawan virus. Namun, displasia tingkat tinggi biasanya memerlukan intervensi medis karena jarang sembuh tanpa pengobatan.
Displasia terjadi akibat perubahan genetik pada sel yang dipicu oleh berbagai faktor.
Penyebab umum meliputi:
Perubahan genetik ini mengganggu pertumbuhan sel normal, menyebabkan sel tampak dan berperilaku tidak normal.
Ahli patologi kelas displasia berdasarkan seberapa abnormal sel-sel tersebut terlihat di bawah mikroskop. Pemeringkatan membantu dokter menentukan seberapa besar kemungkinan displasia akan berkembang menjadi kanker dan memandu keputusan pengobatan.
Pemeringkatan biasanya melibatkan:
Displasia dan metaplasia are both terms that describe abnormal cell changes, but they differ significantly in their microscopic appearance, causes, and the risk of developing cancer over time.
Memahami perbedaan ini membantu memandu strategi pemantauan dan perawatan untuk mengelola risiko dan menjaga kesehatan.